Ibu, setiap anak memiliki kemampuan belajar yang berbeda-beda. Ada yang bisa memahami materi dalam waktu singkat, sementara yang lain membutuhkan waktu lebih lama. Salah satu faktor yang memengaruhi hal ini adalah waktu belajar yang dipilih anak.
Memahami kapan waktu terbaik anak untuk belajar sangatlah penting agar materi yang dipelajari dapat terserap dengan baik. Dengan begitu, anak bisa lebih mudah memahami pelajaran dan meningkatkan prestasi akademiknya di sekolah. Namun, kapan sebenarnya waktu terbaik bagi anak untuk belajar? Apakah pagi, siang, sore, atau malam hari?
Kapan Waktu Terbaik untuk Anak Belajar?
Sama seperti gaya belajar yang berbeda-beda, setiap anak juga memiliki waktu terbaik masing-masing dalam menyerap pelajaran. Beberapa anak mungkin merasa lebih fokus saat belajar di pagi hari, sementara yang lain lebih nyaman belajar pada sore atau malam hari.
Menurut sebuah penelitian yang ada di Kanada sana, waktu belajar yang berkualitas berpengaruh signifikan terhadap prestasi akademik anak. Semakin bagus waktu yang dipilih, semakin baik pula hasil belajarnya. Artinya, pemilihan waktu belajar di sini, ternyata cukup berpengaruh terhadap bagaimana anak menyerap ilmu.
Nah, agar anak bisa memiliki kualitas belajar yang optimal, orang tua perlu memahami kapan waktu terbaiknya untuk belajar. Berikut adalah tiga periode waktu yang umumnya digunakan anak untuk belajar, beserta kelebihan dan kekurangannya. Mana yang lebih cocok untuk anak ibu?
1. Pagi Hari
Cukup banyak anak yang lebih mudah memahami pelajaran di pagi hari karena otak dalam kondisi segar setelah istirahat malam. Berikut beberapa alasan mengapa pagi hari menjadi waktu yang baik untuk belajar, kira-kira kenapa ya?
- Kondisi otak anak masih segar, setelah tidur yang cukup, otak anak dalam kondisi prima untuk menyerap informasi baru.
- Kondisi cahaya yang mendukung dan penerangan alami dari sinar matahari membantu mata anak bekerja lebih baik dan mengurangi kelelahan mata saat ia membaca.
- Ritme biologis yang optimal, manusia pada umumnya memulai aktivitas di pagi hari. Banyak penelitian menunjukkan bahwa otak manusia bekerja dengan baik di pagi hari, terutama dalam hal mengingat informasi baru.
Tips buat ibu, jika anak lebih suka melakukannya di pagi hari, dorong dan dukung mereka untuk mengulang pelajaran dari sekolah atau membaca materi baru sebelum berangkat ke sekolah. Mungkin saat habis salat atau saat bertepatan dengan waktu sarapan. Bagaimana?
2. Sore Hari
Sore hari juga menjadi waktu yang baik bagi anak untuk belajar. Waktu ini bagus terutama untuk mengulang pelajaran dan memahami materi yang telah anak pelajari sebelumnya. Ada beberapa keuntungan belajar di sore hari, apa saja?
- Waktunya fleksibel, karena setelah pulang sekolah dan beristirahat sejenak, anak bisa kembali belajar dengan kondisi yang lebih rileks tanpa gangguan.
- Salah satu keuntungan belajar di sore hari, jika ada materi yang sulit, anak bisa mengajak diskusi dengan teman atau bertanya langsung kepada gurunya.
- Sore hari masih termasuk dalam waktu produktif, kebanyakan orang masih beraktivitas di jam ini sebelum tubuh mulai merasa lelah menjelang malam.
Nah, jika anak lebih suka belajar di sore hari, bantu dan dukung mereka mengatur waktu belajar dengan metode pomodoro technique, yaitu 25 menit belajar dan 5 menit istirahat. Teknik belajar ini terbukti bisa membuat anak tidak mudah bosan.
3. Malam Hari
Selain pagi dan sore hari, bagi sebagian anak, malam hari menjadi waktu terbaik untuk belajar karena suasananya lebih tenang dan minim gangguan. Berikut adalah beberapa keuntungan belajar di malam hari yang tentunya tidak kalah dengan waktu pagi atau sore.
- Minim gangguan, karena malam hari umumnya lebih tenang karena aktivitas rumah tangga baik di dalam maupun di luar mulai berkurang.
- Suasana malam yang lebih hening dapat meningkatkan kreativitas anak, terutama bagi yang suka menggambar atau menulis. Malam hari juga cocok untuk mengerjakan tugas yang membutuhkan pemikiran mendalam.
- Informasi yang terserap pada malam hari biasanya akan mudah diingat. Tidur setelah belajar membantu memperkuat ingatan. Bahkan, menurut penelitian, tidur setelah mempelajari sesuatu dapat meningkatkan daya ingat hingga 40% besarnya.
Sayangnya, ada beberapa risiko belajar di malam hari, terlebih bagi usia anak-anak seperti mereka. Jika anak belajar terlalu larut, mereka bisa kurang tidur dan kelelahan keesokan harinya. Begitu pula saat anak sudah kelelahan, otak akan sulit fokus dalam memahami materi pelajaran.
Namun, belajar di malam hari mungkin menjadi aktivitas yang cukup rutin bagi anak, ya? Setelah seharian bersekolah, malam hari biasanya menjadi waktu untuk mengerjakan PR. Jika anak lebih suka melakukannya di malam hari, pastikan mereka tetap mendapatkan tidur yang cukup, minimal 8 jam setiap hari.
Faktor Pendukung agar Anak Lebih Mudah Belajar
Selain memilih waktu belajar yang tepat, ada beberapa faktor lain yang perlu ibu perhatikan agar anak bisa menyerap pelajaran dengan lebih baik. Hal ini terkait dengan suasana, waktu istirahat, dan nutrisi yang mendukung kegiatan belajarnya.
1. Suasana Nyaman
Anak membutuhkan lingkungan yang nyaman dan kondusif untuk belajar. Beberapa hal yang bisa ibu lakukan untuk menciptakan suasana belajar seperti meminimalisir gangguan, contohnya TV, gadget, atau aktivitas pengganggu lainnya.
Baik di pagi, sore, dan malam hari, pastikan gunakan pencahayaan yang baik agar anak tidak mudah lelah saat membaca atau menulis. Jika memungkinkan, sediakan juga meja atau tempat belajar yang nyaman. Postur tubuh yang baik dapat membantu anak lebih fokus.
2. Perhatikan Waktu Istirahat
Kurang tidur justru dapat berdampak buruk pada kemampuan memahami materi. Menurut National Institute of Health, kurang tidur bisa mengurangi kemampuan anak dalam menyerap informasi hingga 40% besarnya. Jangan sampai semangat belajar justru menjadi tidak optimal karena melalaikan istirahat.
Untuk itu, pastikan anak mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Anak usia sekolah (6–12 tahun) memerlukan 9–12 jam tidur per malam. Sementara remaja (13–18 tahun), perlu 8–10 jam tidur per malam. Tipsnya, buat rutinitas tidur yang konsisten agar anak terbiasa tidur dan bangun di waktu yang sama setiap hari.
3. Nutrisi yang Cukup
Asupan makanan juga sangat berperan dalam meningkatkan kemampuan anak memahami materi. Terlebih di masa perkembangannya, anak butuh lebih banyak protein, vitamin, mineral, karbohidrat, hingga asupan lemak yang sehat. Menurut Mayo Clinic, beberapa pilihannya ada pada bahan makanan berikut.
- Daging tanpa lemak, ikan, telur, dan kacang-kacangan membantu meningkatkan daya ingat dan konsentrasi.
- Jeruk, apel, pisang, dan blueberry mengandung antioksidan yang melindungi sel-sel otak.
- Bayam, kale, dan brokoli kaya akan vitamin K dan folat yang penting untuk fungsi kognitif otak.
- Gandum utuh, oatmeal, dan nasi merah bisa memberikan energi yang lebih stabil dibandingkan gula atau makanan olahan.
Pastikan anak mengonsumsi makanan bergizi sebelum belajar agar energi dan fokusnya tetap terjaga. Nah, selain makanan bernutrisi, ibu juga bisa mendukungnya dengan memberikan suplemen herbal alami Syifa Kids Nervita.
Syifa Kids Nervita terbuat dari Centella asiatica, Zingiber officinale, Curcuma xanthorrhiza, dan Cinnamomum burmanii. Syifa Kids Nervita adalah herbal dan nutrisi 100% bahan alam yang diformulasikan secara khusus untuk membantu meningkatkan daya ingat dan konsentrasi.