Masuk angin sering menjadi keluhan yang membuat banyak orang mencari solusi instan. Salah satu metode yang sudah turun-temurun dilakukan di Indonesia adalah kerokan. Tak hanya orang dewasa saja, sering kali saat anak masuk angin pun, orang tua kadang diberi kerokan untuk meredakan gejalanya.
Namun, muncul pertanyaan, apakah kerokan aman dilakukan pada anak-anak? Terlebih, kondisi permukaan kulit orang dewasa tentunya sangat berbeda dengan anak-anak. Ibu, mari kita bahas dan bagaimana kira-kira pendapat ahli terkait hal ini, ya?
Apakah Anak Masuk Angin Boleh Kerokan?
Meski tidak ada dalam kamus kedokteran, tanda masuk angin umumnya terlihat dengan munculnya sejumlah gejala, seperti demam, badan pegal, perut mual dan kembung, hingga hidung mampet. Masyarakat kerap menyebut kumpulan gejala tersebut sebagai masuk angin.
Rasa tidak enak badan akibat masuk angin ini disinyalir karena terlalu banyak angin yang masuk ke dalam tubuh. Lebih dari itu, praktik kerokan membuat sugesti lebih nyaman pada penderitanya. Sehingga, banyak yang percaya jika masuk angin bisa sembuh dengan cara kerokan.
Dalam dunia medis, sebenarnya kerokan tidak terlarang, hal ini berlaku baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Namun, ada beberapa hal yang perlu ibu perhatikan, terutama jika ibu melakukan hal ini pada anak kecil. Ibu tidak boleh sembarangan dalam melakukannya.
Menurut Prof. Dr. dr. Didik Gunawan Tamtomo, PAK, MM, M.Kes, guru besar dari Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret, kerokan pada bayi dan balita harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Alasannya cukup sederhana, menurut beliau, kulit anak-anak, terutama bayi dan balita, masih sangat sensitif dan rentan.
Alih-alih menggunakan kerokan, beliau lebih menyarankan untuk menggunakan irisan bawang merah sebagai pengganti alat kerokan seperti koin. Penggunaan bawang merah lebih lembut pada kulit anak, sekaligus memberikan efek vasodilatasi yang sama dengan kerokan, yaitu memperlancar peredaran darah, yang mampu mengurangi rasa tidak nyaman pada tubuh.
Efek menenangkan dari bawang merah ini juga menjadi alasan mengapa metode ini juga cukup populer di kalangan orang tua. Selain itu, bawang merah juga meminimalkan risiko iritasi pada kulit anak daripada harus menggunakan gesekan benda keras.
Cara Lain untuk Mengobati Masuk Angin pada Anak
Melansir dari laman detikHealth, praktisi kesehatan bernama dr. Dewi Ema Anindia mengatakan jika kerokan memang bisa membantu meredakan masuk angin. Namun, kerokan tidak benar-benar menyembuhkan masuk angin atau penyakit lainnya, melainkan hanya mengurangi gejala dari masuk angin tersebut.
Terlebih, setelah membaca penjelasan dr. Didik Gunawan Tamtomo di atas, ibu mungkin merasa perlu sedikit berhati-hati lantaran kulit anak-anak masih sangat sensitif dan rentan untuk merasakan kerokan. Sebetulnya, ada beberapa cara lain yang lebih aman dan bisa ibu coba, seperti contoh berikut ini.
- Dengan meneteskan air garam ke lubang hidung untuk membantu meredakan hidung tersumbat.
- Menggunakan cool-mist humidifier untuk membantu menjaga kelembapan udara, sehingga anak bisa bernapas lebih lega.
- Mengoleskan petroleum jelly di bawah hidung anak untuk mencegah iritasi akibat hidung mampet.
- Memberi permen khusus untuk anak usia 6 tahun ke atas, permen ini bisa membantu meredakan sakit tenggorokan.
- Mandi air hangat, membantu meredakan pegal-pegal dan memberikan rasa nyaman.
- Atau biarkan anak mandi air panas untuk menciptakan uap yang mempermudah pernapasannya.
Selain dengan dorongan tersebut, pastikan ibu memberikan Syifa Kids Vitangin untuk mengobati masuk angin anak. Syifa Kids Vitangin adalah formulasi sirup madu herbal yang mengandung Foeniculum vulgare, Zingiber officinale, Curcuma xanthorrhiza, Curcuma domestica, dan madu. Rasanya manis kesukaan anak, produknya efektif untuk mengatasi masuk angin.