Menahan lapar di bulan Ramadan mungkin menjadi momen yang tidak biasa bagi anak-anak. Tak heran, perubahan pola makan dan minum saat puasa bisa menyebabkan masalah di pencernaan mereka. Bagi orang tua yang berjibaku dengan si kecil yang sembelit, mungkin perlu tahu penyebab dan cara mengatasi anak susah BAB saat puasa.
Sembelit saat puasa bisa membuat perut anak merasa tidak nyaman, kembung, bahkan kesulitan saat BAB. Kondisi ini tentu bisa mengganggu ibadah puasa mereka. Terlebih, jika momen ini adalah puasa pertama bagi mereka, orang tua pasti akan sering mendengar keluhan yang keluar dari mulut mereka.
Apa Penyebab Anak Susah BAB saat Puasa?
Saat anak berpuasa, frekuensi BAB memang bisa menjadi lebih jarang daripada hari-hari biasa. Hal ini wajar karena asupan makanan yang lebih sedikit dapat membuat proses pencernaan berjalan lebih lambat. Puasa tentu saja membatasi kapan anak harus makan dan minum.
Namun, jika anak menunjukkan tanda-tanda seperti perut terasa keras, kembung, atau harus mengejan lebih kuat saat BAB, bisa jadi ia mengalami sembelit. Sembelit bisa terjadi ketika usus besar menyerap terlalu banyak air dari makanan, sehingga feses menjadi lebih keras dan sulit keluar.
1. Kurang Asupan Serat
Salah satu penyebab utama sembelit adalah kurangnya serat dalam makanan. Saat berpuasa, anak mungkin lebih memilih makanan yang praktis dan lezat seperti gorengan, makanan manis, atau camilan ringan daripada makanan berserat tinggi seperti sayur dan buah.
Padahal, serat memiliki peran penting dalam membantu gerakan usus tetap lancar. Serat membuat feses lebih lembut dan mudah dikeluarkan. Jika anak tidak mendapatkan cukup serat saat sahur dan berbuka, risiko mengalami susah BAB akan meningkat.
2. Kurang Minum Air
Hidrasi adalah kunci utama untuk menjaga kesehatan pencernaan. Saat tubuh kekurangan cairan, usus besar akan menyerap lebih banyak air dari sisa makanan yang ada di dalam usus, sehingga feses secara alami akan menjadi lebih keras.
Ketika anak berpuasa, mereka hanya memiliki waktu terbatas untuk minum air, yaitu saat sahur dan berbuka. Jika mereka tidak mendapatkan cukup cairan, sembelit kemungkinan besar datang menyerang. Kementerian Kesehatan menganjurkan minum air setidaknya delapan gelas sehari. Bagaimana cara menyiasatinya?
- 2-3 gelas saat sahur.
- 1-2 gelas setelah berbuka.
- 2-3 gelas setelah salat tarawih hingga sebelum tidur.
3. Kebanyakan Minum Susu
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa susu dapat menyebabkan sembelit, khususnya pada anak-anak. Namun, hal ini bisa terjadi karena susu mengandung serat yan sedikit. Bila anak terlalu banyak mengonsumsi susu dan olahannya, terutama bila tidak ia imbangi dengan sayur dan buah, bisa saja anak akan mengalami susah BAB saat puasa.
4. Kurang Aktif Bergerak
Saat puasa, anak cenderung lebih banyak beristirahat dan mengurangi aktivitas fisik. Padahal, gerakan tubuh yang aktif dapat membantu merangsang peristaltik usus. Gerakan peristaltik akan membantu usus dalam mendorong makanan. Jika anak pasif, sistem pencernaan akan melambat dan terkadang menimbulkan sembelit.
5. Sering Menahan BAB
Beberapa anak mungkin enggan pergi ke toilet, utamanya jika mereka sedang asyik bermain atau merasa malas untuk ke kamar mandi. Menahan BAB terlalu lama justru membuat feses semakin keras dan sulit dikeluarkan.
Saat anak mengabaikan dorongan BAB, dorongan tersebut akan berangsur-angsur hilang sampai akhirnya tidak terasa lagi. Feses akan semakin lama berada di dalam usus, mengakibatkan feses menjadi keras dan kering karena air telah habis terserap oleh usus.
Cara Mengatasi Susah BAB saat Puasa
Agar anak tidak mengalami kesulitan buang air besar saat berpuasa, orang tua perlu mengambil langkah pencegahan dengan mengubah kebiasaan yang dapat memicu kondisi tersebut. Utamanya pada kebutuhan cairan dan asupan serat anak.
Memastikan anak mendapatkan cukup cairan selama puasa memang tidak mudah. Namun, orang tua dapat mengatasinya dengan membiasakan anak minum air putih setidaknya 8 gelas per hari, dibagi antara waktu sahur dan berbuka, sesuai petunjuk di atas.
Selain itu, konsumsi makanan kaya serat juga penting untuk memperlancar pencernaan. Serat bisa diperoleh dari sayuran, buah-buahan, biji-bijian, sereal, gandum, dan beras merah. Pilihan yang bisa orang tua pilih, antara lain sebagai berikut.
- Buah-buahan seperti pepaya, pisang, apel, pir, dan alpukat.
- Sayuran hijau seperti bayam, kangkung, dan brokoli.
- Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti chia seed dan flaxseed.
- Sereal dan gandum utuh.
Atau Atasi dengan Herbal Alami
Puasa Ramadan adalah momen untuk mengajarkan dan mendekatkan anak dengan nilai-nilai spiritual. Jangan sampai, Ramadan yang seharusnya menjadi momen yang khidmat, malah berubah menjadi gangguan kesehatan yang penuh dengan keluhan.
Syifa Kids Mbelit terbuat dari 100% bahan alam yang terformulasi khusus untuk melancarkan buang air besar. Diramu dari Curcuma xanthorrhiza, Curcuma domestica, dan madu, membuat produk ini efektif untuk mengembalikan kinerja pencernaan yang terhambat. Rasanya pun manis, anak-anak pasti menyukainya.