Banyak orang tua masih bingung membedakan antara anak yang bertubuh pendek dengan anak yang mengalami stunting. Padahal, keduanya itu sangat berbeda! Salah paham ini kadang bikin orang tua keliru dalam mengambil langkah untuk mengatasinya.
Nah, memahami apa perbedaan anak pendek dengan stunting, adalah langkah awal bagi ibu sebelum bertindak lebih lanjut. Antara sekedar pendek dan stunting memang sekilas terlihat sama, tetapi keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
Apa Itu Stunting dan Tubuh Pendek?
Stunting adalah kondisi kronis akibat kekurangan gizi, infeksi yang berulang-ulang, atau kurangnya stimulasi sosial sejak anak masih kecil. Anak yang mengalami stunting biasanya punya tinggi badan di bawah rata-rata untuk anak seusianya.
Tapi, stunting itu bukan cuma soal tinggi badan, ya. Lebih dari itu, anak stunting cenderung memiliki daya tahan tubuh yang lemah, fungsi otak dan motorik yang kurang optimal, dan biasanya rentan terkena penyakit baik yang ringan maupun yang serius.
Di sisi lain, tubuh pendek hanya berarti tinggi anak lebih rendah dari rata-rata, tetapi kondisi ini belum tentu menandakan adanya masalah kesehatan. Anak yang hanya memiliki tubuh pendek masih bisa tumbuh sehat dan aktif seperti anak-anak lainnya.
Perbedaan Penyebab Anak Pendek dan Stunting
Persamaan antara anak pendek dengan stunting adalah sama-sama memiliki tinggi badan yang rendah. Namun, meski memiliki tubuh yang lebih rendah dari rata-rata, stunting dan pendek punya penyebab yang berbeda. Menurut Concern Worldwide, ada beberapa faktor penyebab stunting:
- Kekurangan gizi atau makanan bergizi yang tidak tercukupi.
- Akses air bersih, sanitasi, dan kebersihan lingkungan yang buruk.
- Tidak mendapat fasilitas kesehatan yang memadai.
- Kurangnya ikatan emosional dengan orang tua atau pengasuh.
Sayangnya, kondisi ini sering kali terjadi karena faktor kesenjangan sosial atau kondisi lingkungan yang kurang mendukung. Bahkan, stunting bisa menurun dari ibu yang kurang gizi kepada anaknya, dan begitu seterusnya, membentuk ikatan yang tidak terputus.
Berbeda dengan stunting, anak yang hanya bertubuh pendek umumnya berkaitan dengan faktor genetik. Jika orang tuanya pendek, hal yang lumrah kemungkinan besar anaknya juga pendek. Selain itu, anak mungkin hanya tumbuh lebih lambat saja dan akan mengejar di masa remaja. Namun, pada beberapa kasus, anak pendek juga bisa timbul karena sakit-sakitan.
Cara Mengetahui Anak Hanya Bertubuh Pendek atau Stunting
Stunting dan anak bertubuh pendek memang beda. Singkatnya, anak yang stunting memang bertubuh pendek, tetapi anak yang pendek belum tentu mengalami stunting. Membedakan anak stunting dan tubuh pendek menurut Children’s Mercy, bisa dilakukan dengan melihat pola pertumbuhan anak.
Coba perhatikan pakaian atau sepatu anak dari tahun ke tahun, jika celana atau sepatunya berangsur-angsur kekecilan dan ibu sering membelikannya yang baru, tandanya anak tumbuh dengan normal dan tidak mengalami stunting.
Jika ibu dan ayah bertubuh pendek, maka sangat wajar dan mungkin saja tinggi anak juga dipengaruhi genetik. Namun, cara paling akurat adalah memeriksa status gizi anak ke dokter. Anak akan dikatakan stunting jika tinggi badan menurut usia (TB/U) berada 2 standar deviasi di bawah rata-rata berdasarkan standar World Health Organization (WHO).
Perbedaan Cara Mengatasi Anak Bertubuh Pendek dan Stunting
Anak dengan stunting umumnya tidak dapat bertumbuh secara normal hingga dewasa nanti. Karena stunting adalah kondisi kronis, penanganannya harus fokus pada pemberian nutrisi yang lengkap, bahkan sebetulnya dimulai sejak ASI dan MPASI. Sediakan air bersih dan sanitasi yang baik, serta ajarkan pola asuh yang mendukung perkembangannya.
Lalu, bagaimana dengan anak yang hanya bertubuh pendek saja? Bisa saja, anak hanya mengalami keterlambatan pertumbuhan, dan hal ini tidak memerlukan penanganan khusus. Ibu bisa tetap memberinya nutrisi yang lengkap untuk mendukung pertumbuhannya. Anak akan mengejar pertumbuhan pada masa-masa pubertas.
Penutup
Apa pun kondisinya, jangan lupa untuk memberikan yang terbaik bagi si anak, meliputi nutrisi yang cukup, lingkungan yang sehat, dan kasih sayang yang tak terbatas. Namun, jika ibu masih ragu, jangan segan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi, ya.
Untuk mendukung nafsu makan anak, ibu bisa memberikan Syifa Kids Nafsu Makan. Produk ini memiliki bahan utama Curcuma xanthorrhiza, Curcuma domestica, Channa striata, propolis, hingga madu. Syifa Kids Nafsu Makan bisa mendukung perkembangan anak di masa pertumbuhannya!