Anak Diare Setelah Jajan di Pinggir Jalan, Solusinya Apa ya?

Anak Diare Setelah Jajan di Pinggir Jalan, Solusinya Apa ya?

Pernahkah ibu merasa bingung ketika anak tiba-tiba mengeluh diare setelah jajan di pinggir jalan? Padahal, kalau kita lihat, teman sebaya yang makan jajanan yang sama terlihat baik-baik saja. Nah, masalah seperti ini sebetulnya cukup mudah dipahami. Tenang, mari kita bahas penyebab dan solusinya!

Usia anak-anak adalah masa di mana rasa penasaran sedang tinggi-tingginya. Orang tua biasanya mewanti-wanti anaknya untuk tidak terlalu sering jajan sembarangan, misalnya di warung kaki lima, pedagang asongan, dan lainnya. Masalahnya, anak belum paham higienitas dan kekuatan tubuhnya.

Penyebab Anak Diare Setelah Jajan di Pinggir Jalan

Anak Diare Setelah Jajan di Pinggir Jalan

Penyebab utama diare setelah jajan adalah kebersihan makanan. Jajanan di pinggir jalan sering kali dibuat oleh pedagang dalam kondisi yang kurang higienis. Bisa saja, tangan pedagang kurang bersih, peralatan masak tidak steril, atau bahkan ada bakteri karena bahan makanan yang sudah tidak segar lagi.

Beberapa bakteri dapat hidup pada makanan yang tidak higienis, sebut saja Salmonella, Escherichia coli, hingga Staphylococcus aureus. Bakteri ini adalah penyebab diare, muntah, demam, serta nyeri perut. Selain itu, penggunaan bahan pengawet dan pewarna berlebihan juga turut menyebabkannya.

Sebetulnya, tubuh manusia bisa melawan bakteri-bakteri penyebab diare secara otomatis. Kemampuan tubuh untuk melawan infeksi bakteri ini disebut dengan imunitas. Namun, tingkat ketahanan tubuh setiap anak bisa berbeda-beda. Hal ini tergantung pada jumlah bakteri, jenis bakteri, kondisi kesehatan, usia, hingga tingkat kekuatan imunitas tubuh.

Faktor Risiko Individu Anak

dr. Achmad Fausan, Sp.PD melalui laman detikHealth menjelaskan jika beberapa faktor bisa berperan dalam pencernaan, seperti faktor psikososial, faktor pergerakan usus, fungsi saraf, enzim pencernaan, hormon pencernaan, hingga alergi. Faktor-faktor ini yang membuat respon setiap anak bisa berbeda.

Sistem imunitas tubuh anak belum sepenuhnya berkembang. Terkadang, anak-anak lebih rentan dengan reaksi alergi. Masa awal pengenalan makanan tertentu seperti kacang-kacangan, telur, susu, ikan, hingga makanan lainnya yang bersifat alergen juga dapat memengaruhi risiko gejala diare pada anak-anak.

Produk-produk tertentu, misalnya produk turunan susu juga kadang menyebabkan intoleransi laktosa pada anak. Berbeda dengan alergi, kasus intoleransi laktosa ini terjadi lantaran usus anak tidak bisa memecah laktosa karena jumlah enzim laktase tidak cukup. Lalu, laktosa yang tidak terproses akan terfermentasi, menimbulkan gas, dan menyebabkan diare.

Solusi untuk Mengatasi Diare Setelah Jajan di Pinggir Jalan

Sebagai orang tua, ibu memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan anak. Ibu perlu memberikan pemahaman terkait makanan sehat dan mengajarkan anak kebiasaan hidup yang sehat. Selain itu, ibu juga perlu memahami tingkat alergi anak dan makanan apa saja yang tidak bisa ia toleransi.

Faktor risiko individu memang sulit untuk anak hindari. Namun, secara umum, menurut dr. Achmad Fausan, Sp.PD, anak dianjurkan untuk hanya mengonsumsi makanan yang sehat dan bersih. Termasuk makanan dengan kalori yang cukup, rendah garam, serta makanan dengan porsi yang seimbang.

Selain itu, ibu juga bisa menyediakan Syifa Kids Diar di rumah untuk berjaga-jaga ketika anak terkena diare. Syifa Kids Diar adalah madu herbal 100% bahan alam yang diformulasikan secara khusus untuk bantu atasi diare anak. Berbeda dengan obat lainnya, Syifa Kids Diar memiliki rasa manis kesukaan anak.

Syifa Kids Diar terbuat dari formulasi Psidium guajava, Foeniculum vulgare, Curcuma xanthorrhiza, Curcuma domestica, dan madu. Formulasi ini terbukti efektif untuk mengurangi kontraksi pada usus, meningkatkan kesehatan pencernaan, melawan bakteri, hingga mematikan kuman penyebab diare.

Syifa Kids Diar Kemasan

BELI SEKARANG

Cari Apa?