Cacingan adalah salah satu masalah kesehatan yang sering kali terjadi pada usia anak-anak. Meski sering dianggap sepele, cacingan bisa berdampak serius jika dibiarkan terlalu lama. Untuk itu, ibu perlu mengetahui bagaimana ciri-cici anak cacingan ini. Cacingan tidak bisa dianggap remeh.
Terlebih, jika tidak segera diatasi, cacing-cacing dalam tubuh anak bisa bikin pertumbuhan dan perkembangan anak terhambat. Masalahnya, cacing-cacing ini bisa mengambil nutrisi dari makanan yang seharusnya diserap oleh tubuh si kecil. Jika anak tidak mendapat nutrisinya, lantas bagaimana ia bertumbuh?
Mengapa Anak Rentan Cacingan?
Menurut About Kids Health, penyebab utama cacingan adalah parasit yang hidup di dalam usus, seperti cacing kremi, cacing pita, atau cacing gelang.. Jenis parasit ini biasanya masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, atau bahkan melalui sentuhan saja.
Biasanya, infeksi ini terjadi karena lingkungan yang kurang bersih, air yang tercemar, atau kebiasaan anak yang suka bermain tanpa cuci tangan. Sering kali, rasa ingin tahu anak soal dunia sekitar sangat tinggi. Masalahnya, saat bermain di luar, anak kadang lupa untuk menjaga kebersihannya.
Ciri-ciri Anak Cacingan dari Jenis Cacingnya
Indonesia memiliki iklim hangat menjadi tempat yang cocok bagi cacing untuk berkembang. Gejala cacingan pada anak bisa ibu ketahui dari jenis cacingnya. Setidaknya, ada empat jenis cacing yang sering menjadi biang kerok anak terkena cacingan. Apa saja ciri-ciri dan gejalanya?
1. Cacing Kremi (Enterobius vermicularis)
Cacing kremi adalah jenis cacing yang paling sering menginfeksi anak-anak, terutama yang sudah menginjak remaja. Penularannya juga gampang sekali, cukup dari telur cacing yang menempel di tangan atau benda yang tersentuh anak, lalu tanpa sadar masuk ke mulut.
Setelah puas bermain, biasanya anak-anak langsung mengambil makanan tanpa cuci tangan. Hal tersebut membuat telur cacing yang menempel pada jari tangan akan ikut masuk ke dalam mulut. Telur cacing bisa masuk dan menetas di dalam usus, bahkan sampai berkembang biak di situ. Berikut beberapa gejalanya.
- Gatal-gatal di sekitar anus, terutama malam hari.
- Sulit tidur karena rasa gatal.
- Nafsu makan anak menurun.
- Kadang terlihat cacing kecil seperti benang putih di tinja atau area anus.
Ibu bisa melihat cacing di area anus setelah anak tertidur selama 2-3 jam. Kemungkinan besar, ibu juga bisa melihat cacing di toilet setelah si anak selesai dari kamar mandi. Cacing kremi memiliki wujud yang sangat kecil, bentuknya seperti benang putih. Terkadang, cacing ini juga terlihat menempel di celana dalam anak.
2. Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)
Infeksi cacing gelang biasanya terjadi karena konsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi. Meski begitu, infeksi cacing gelang awalnya tidak menunjukkan gejala khusus, sehingga sulit dikenali sejak awal.
Cacing gelang adalah penghuni lingkungan yang kotor, terutama di daerah dengan suhu hangat. Berbeda dengan cacing kremi, cacing gelang dewasa memiliki tubuh panjang, bahkan bisa tumbuh lebih dari 30 sentimeter. Mereka berkembang biak di dalam usus anak dan hidup sebagai parasit. Kadang, keberadaan mereka baru disadari saat muncul di tinja.
Infeksi cacing gelang tidak hanya terbatas pada usus saja. Cacing gelang juga dapat masuk ke paru-paru dan menyebabkan batuk pada anak. Selain itu, ada beberapa gejala lain yang perlu ibu perhatikan pada si kecil, seperti sebagai berikut.
- Batuk berkepanjangan.
- Nyeri perut.
- Mual hingga muntah.
- Penurunan berat badan.
- Lesu dan kurang berenergi.
- Sering demam ringan.
- Adanya cacing pada tinja.
Infeksi cacing gelang bisa berujung pada anemia, gizi buruk, hingga gangguan kesehatan yang lebih serius. Cacing di dalam usus akan terus mencoba hidup dan berkembang biak dengan cara mencuri nutrisi anak. Bahkan, terkadang, cacing gelang akan menyebabkan gangguan pencernaan dan reaksi alergi.
3. Cacing Tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale)
Cacing tambang adalah salah satu jenis cacing yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius pada anak. Mulutnya dirancang untuk melekat pada dinding usus, cacing ini bisa menghisap darah, bahkan dapat menyebabkan anak mengalami anemia. Lebih dari itu, infeksi cacing tambang sering kali memengaruhi daya tahan tubuh dan kecerdasan anak.
Proses infeksinya juga cukup unik. Larva cacing tambang masuk ke tubuh melalui kulit, biasanya lewat kaki yang bersentuhan langsung dengan tanah terkontaminasi. Setelah masuk, larva ini bergerak melalui aliran darah menuju organ penting, seperti paru-paru dan jantung sebelum akhirnya mencapai usus.
Infeksi ini dapat membuat anak kehilangan nafsu makan, karena nutrisi yang seharusnya diserap tubuh diambil oleh cacing. Akibatnya, risiko gizi buruk bisa meningkat. Beberapa gejala infeksi cacing tambang yang perlu diwaspadai, seperti sebagai berikut.
- Nyeri perut yang datang dan pergi.
- Diare.
- Mual.
- Demam.
- Anemia, anak terlihat pucat.
- Nafsu makan menurun.
- Gatal pada kulit, area cacing masuk.
- Adanya darah pada tinja.
Pada kasus yang ringan, mungkin tidak ada ciri-ciri anak cacingan yang muncul sebagaimana biasanya. Namun, jika infeksinya cukup parah, anak bisa merasakan sensasi gatal atau geli seperti ditusuk di area perut sekitar 30 menit setelah terinfeksi.
4. Cacing Pita (Taenia sp.)
Cacing pita adalah salah satu parasit yang kerap menginfeksi anak-anak, meski tanpa gejala yang jelas. Infeksi ini sulit dideteksi pada tahap awal, karena tanda-tandanya cenderung samar. Namun, pada kasus infeksi yang lebih serius, cacing pita dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, terutama di saluran pencernaan.
Ketika terinfeksi, bagian kepala cacing pita akan menempel pada dinding usus anak, sementara tubuhnya terus memanjang dan menghasilkan telur di dalam usus. Anak bisa tertular cacing pita jika mengonsumsi daging sapi atau babi yang tidak dimasak dengan sempurna. Ciri-ciri anak cacingan karena cacing pita bisa bermacam-macam, seperti berikut.
- Mual yang sering datang tanpa sebab jelas.
- Sakit perut.
- Anak lemah dan lemas.
- Nafsu makan menurun.
- Iritasi akibat telur cacing keluar bersama tinja.
Tips Cara Mencegah Cacingan pada Anak
Setelah membaca artikel di atas, ternyata ciri-ciri anak cacingan sangat bervariasi tergantung dari jenis cacing yang menginfeksi. Namun, hal yang pasti, infeksi ini dapat menghambat pertumbuhan anak karena parasit menyerap nutrisi penting dari usus. Untuk mencegahnya, ada beberapa cara, seperti berikut.
- Ajarkan anak cuci tangan pakai sabun sebelum makan, setelah bermain, dan setelah dari toilet.
- Biasakan mengganti pakaian dalam setiap hari.
- Cuci seprai, selimut, dan mainan secara rutin.
- Hindari anak bermain di tempat berlumpur atau genangan air yang kotor.
- Pastikan makanan dimasak matang, terutama daging dan sayuran.
- Jaga kebersihan kuku anak dengan memotongnya secara teratur.
- Bersihkan rumah dan lingkungan secara rutin.
Sementara untuk mengatasi cacingan, ibu bisa mencoba Syifa Kids Nafsu Makan. Produk herbal 100% bahan alam ini, selain bermanfaat untuk meningkatkan nafsu makan, juga bisa membantu mengatasi cacingan. Selain aman, sudah terdaftar BPOM, dan berkhasiat, Syifa Kids juga punya rasa manis yang disukai anak-anak.